Cara Mengatasi Siswa Korban Bullying di Sekolah
Bullying merupakan prilaku kekerasan agresif yang terjadi secara berulang-ulang maupun berpotensi untuk terulang kembali dan melibatkan ke tidak seimbangan kekuatan atau kekuasaan. Perilaku ini dapat mencakup pelecehan verbal, kekerasan fisik atau
pemaksaan, dan dapat diarahkan berulangkali terhadap korban tertentu,
mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. banyak kasus-kasus bullying yang tidak terekspos karena biasanya
bullying dilakukan secara sembunyi-sembunyi, dan korban bullying
memposisikan dirinya sebagai pihak yang lemah, sehingga takut
mengungkapkan apa yang dialaminya.
Hari ini ada seorang siswi saya yang menyendiri dan nampak di jauhi teman-temanya sebut saja mawar. Setelah melakukan wawancara siswi ini bilang tidak apa-apa, tetapi matanya berkaca-kaca dan tak lama kemudian pecah tangisan.
Mawar ini takut menceritakan masalah yang dihadapinya dikarenakan takut di bilang tukang ngadu. Setelah saya beri pengarahan bahwa saya tahu bukan dari si mawar dan saya pastikan kalau ada yang membuli akan segera di tindak akhirnya si mawar ini mau bercerita.
Setelah si mawar bercerita panjang lebar akhirnya dapat saya simpulkan bahwasanya masalah si mawar adalah perkara kecil yang terjadi dengan teman sekelasnya sebut saja si melati. Berhubung si melati cukup tenar dan punya banyak teman akhirnya teman-teman melati juga ikut membenci.
Si mawarpun seperti tidak punya teman dan di kucilkan di sekolahan. Karena si mawar sangat sedih dan tidak ada teman untuk curhat, si mawarpun datang ke teman lainya yang mana ia anggap sebagai kakak sebut saja kamboja. Kamboja adalah anak lulusan sekolah kami yang mana sudah lebih dewasa.
Kamboja pun tidak terima dengan perlakuan melati dan teman-temanya yang membully si mawar tanpa belas kasihan padahal si mawar sudah minta maaf. Kamboja datang langsung kerumah dan menteror melati serta teman-temanya. Perlakuan kamboja ini tidak malah membuat permusuhan berakhir akan tetapi malah menambah parah perlakuan bullying kepada si mawar.
Untungnya perlakuan bullying ini dapat segera di ketahui sehingga tekanan yang dialami si mawar tidak berlarut-larut yang mana dapat mengganggu mental dan psikologis anak.
Hari ini ada seorang siswi saya yang menyendiri dan nampak di jauhi teman-temanya sebut saja mawar. Setelah melakukan wawancara siswi ini bilang tidak apa-apa, tetapi matanya berkaca-kaca dan tak lama kemudian pecah tangisan.
Mawar ini takut menceritakan masalah yang dihadapinya dikarenakan takut di bilang tukang ngadu. Setelah saya beri pengarahan bahwa saya tahu bukan dari si mawar dan saya pastikan kalau ada yang membuli akan segera di tindak akhirnya si mawar ini mau bercerita.
Setelah si mawar bercerita panjang lebar akhirnya dapat saya simpulkan bahwasanya masalah si mawar adalah perkara kecil yang terjadi dengan teman sekelasnya sebut saja si melati. Berhubung si melati cukup tenar dan punya banyak teman akhirnya teman-teman melati juga ikut membenci.
Si mawarpun seperti tidak punya teman dan di kucilkan di sekolahan. Karena si mawar sangat sedih dan tidak ada teman untuk curhat, si mawarpun datang ke teman lainya yang mana ia anggap sebagai kakak sebut saja kamboja. Kamboja adalah anak lulusan sekolah kami yang mana sudah lebih dewasa.
Kamboja pun tidak terima dengan perlakuan melati dan teman-temanya yang membully si mawar tanpa belas kasihan padahal si mawar sudah minta maaf. Kamboja datang langsung kerumah dan menteror melati serta teman-temanya. Perlakuan kamboja ini tidak malah membuat permusuhan berakhir akan tetapi malah menambah parah perlakuan bullying kepada si mawar.
Untungnya perlakuan bullying ini dapat segera di ketahui sehingga tekanan yang dialami si mawar tidak berlarut-larut yang mana dapat mengganggu mental dan psikologis anak.
Tips Mengatasi Siswa atau Anak Korban Bullying di Sekolah
1. Wawancara
Sesi wawancara biasanya agak sulit apa lagi jika si anak korban bullying adalah tipe introvet atau pendiam, harus dengan tehnik khusus sehingga anak mau berbicara. Setelah saya tahu pokok permasalahan yang dialami siswa dengan melaui wawancara kepada korban bullying. Sesuai permasalahan yaitu saya adakan konfrensi kasus.
2. Konfrensi Kasus
Dengan adanya konfrensi kasus ini dengan di bantu kesiswaan saya coba untuk konfrontasi pernyataan si pembuli dan korban bully, akhirnya pun benar-benar jelas pemicu permasalahan yang terjadi. Kemudia terlihatlah mana anak-anak yang cuma ikut-ikutan mana yang benar-benar bermasalah.
Dari konfrontasi tersebut dapat di simpulkan beberapa anak yang ikut membuly mengunkap masalah lama yang mana sebenarnya sudah selesai. Dan ada yang cuma ikut-ikutan memusuhi padahal aslinya tidak ada masalah.
3. Konseling Kelompok
Di situ langsung saya berikan konseling kelompok tentang bullying dan bahaya bullying serta perjanjian tidak akan melakukan bullying lagi apapun permasalahan dan kekurang yang di miliki oleh teman. Tidak hak untuk membuly teman.
4. Mediasi
Mediasi di sini kami fokuskan untuk saling memaafkan dan menyadari kesalahan masing-masing. Beberapa anak menangis tersedu mengingat kesalahanya. Merekapun saling bersalaman dan bermaaf-maafan.
Demikian sedikit pengalaman saya dalam menghadapi siswa korban bullying, semoga bermanfaat bagi anda terutama guru BK. Jangan lupa untuk memastikan kondisi pasca penanganan untuk memastikan anak-anak atau siswa-siswa anda terhindar dari bullying.
Terimakasih semoga bermanfaat...
0 Response to "Cara Mengatasi Siswa Korban Bullying di Sekolah"
Posting Komentar